Minggu, 19 November 2017

Audit Berbasis Resiko (ISA)




Audit Berbasis ISA
 (International Standar on Auditing)
Mengapa ISA, apa perubahannya.??
Mari kita telusuri..
Sifat perubahan substantive dan mendasar (antara ISA dan standar sebelumnya)
      Auditing Berbasis Risiko (Risk Based Audit)
Ciri yang paling menonjol dari audit berbasis ISA ini adalah penekanan terhadap aspek risiko. Dengan kata lain, Audit berbasis ISA ini merupakan audit berbasis risiko.
Bagian ini melihat secara utuh makna audit berbasis risiko melalui pemahaman beberapa konsep dasar yang saling berkaitan
Ø  Reasonable Assurance (Asurans yang layak)
Asurans yang layak adalah asurans yang tinggi, tetapi bukan pada tingkat tinggi yang mutlak (absolute level of assurance). Asurans yang layak dicapai ketika auditor memperolah bukti audit yang cukup dan tepat untuk menekan risiko audit.
Risiko audit adalah risiko di mana auditor memberikan opini yang salah ketika laporan keuangan disalahsajikan secara material.auditor ingin menekan risiko audit ini ke tingkat rendah yang dapat diterima (to an acceptably low level). Dengan bukti audit yang cukup tepat, auditor sudah menekan risiko audit. Namun, tidak mungkin sampai ke tingkat nol, karena adanya kendalabawan dalam setiap audit, yang sering disebut dengan inheren risk.
Ø  Inherent Limitations (Kendala Bawaan)
Terdapat 4 kendala bawaan dalam audit
1.      Sifat pelaporan keuangan
-         Judgment manajemen dalam menerapkan kerangka pelaporan keuangan
-         Keputusan atau penilaian subjektif seperti estimasi oleh manajemen dalam memilih berbagai tafsiran.
2.      Sifat bukti audit yang tersedia
Bukti audit terutama diperoleh melalui pelaksanaan prosedur audit, meliputi informasi yang diperoleh dari sumber lain seperti : Audit yang lalu ; prosedur kendali mutu ; catatan pembukuan entitas ; dan bukti audit yang dibuat tenaga ahli yang digunakan entitas
3.      Sifat prosedur audit
Bagaimanapun bagusnya rancangan prosedur audit, ia tidak akan mampu mendeteksi setiap salah saji :
-         Setiap sampel <100 mengandung risiko bahwa salah saji tidak akan terdeteksi
-         Manajemen/pihak lain (sengaja/tidak) mungkin tidak memberikan semua informasi yang diminta.
-         Kecurangan yang canggih, disembunyikan dengan rapi
-         Prosedur audit untuk mengumpulkan bukti audit mungkin tidak mendeteksi informasi yang hilang.
4.      Pelporan keuangan tepat waktu
Relevansi informasi keuangan cenderung menurun dengan lewatnya waktu. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara keandalan informasi dan biayanya.
Ø  Audit scope (Lingkup Audit)
Lazimnya, lingkup pekerjaan auditor dan opini yang diberikannya, dibatasi pada menjawab pertanyaan : apakah laporan keuangan dibuat, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Laporan auditor yang tidak dimodifikasiatau opini wajar tanpa pengecualian (WTP) tidak menjamin keberhasilan dan daya tahan entitas tersebutdimasa mendatang. WTP juga tidak mancerminkan apakah manajemen mengelola entitas secara efektif dan efisien.
Ø  Salah Saji Material (Material misstatements)
Salah saji yang material bisa terjadi jika secara layak dapat diharapkan akan mempengaruhi keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan.
Salah saji yang material bisa :
-         Terjadi secara sendiri-sendiri atau bersama
Contoh : Laporan keuangan mencantumkan pabrik senilai 10 M, pabrik itu tidak pernah dibangun atau dibeli. LK tersebut mengandung salah saji yang material.
-         Berupa salah saji yang tidak dikoreksi
Misalnya salah saji ditemukan oleh auditor kemudian dikomunikasikan kepada kepala bagian pembukuan, namun kepala pembukuan tidak bersedia mengoreksinya.
-         Berupa pengungkapan yang menyesatkan (Misleading disclosure)
-         Berupa kesalahan (error) atau kecurangan (fraud)
Ø  Asersi
Asersi adalah representasi/pernyataan manajemen secara eksplisit maupun implicit mengenai laporan keuangan. Asersi berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dari berbagai unsure laporan keuangan.
   Risiko Audit
Risiko
Sifat
Sumber
Risiko bawaan dan Risiko pengendalian
LK mungkin berpotensi mengandung salah saji yang material
Tujuan/operasi entitas dan rancangan pengendalian internal oleh manajemen
Risiko Deteksi
Auditor mungkin gagal mendeteksi salah saji yang material dalam laporan keuangan
Sifat dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan auditor.
   Untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, auditor harus :
-         Menilai risiko salah saji yang material
-         Menekan risiko pendeteksian
  Komponen Risiko Audit ada 3, yaitu :
·           Risiko Bawaan (Inherent Risk)
 Adalah kerentatan suatu asersi (mengenai jenis transaksi, saldo akun atau pengungkapan)        
 terhadap salah saji yang mungkin material, sendiri atau tergabung tanpa memperhitungkan   pengendalian terkait.
·         Risiko pengendalian (Control Risk)
Risiko bahwa suatu salah saji bisa terjadi dalam suatu asersi dan bisa material, sendiri atau tergabung dengan salah saji lainnya, tidak tercegah atau terdeteksi dan terkoreksi pada waktunya oleh pengendalian intern entitas.
·         Risiko Deteksi
Risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan auditor untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, tidak akan mendeteksi salah saji yang bisa material, secara indiovidu atau tergabung dengan salah saji lainnya.
  Tiga langkah Audit Berbasi Risiko
1.      Menilai Risiko (Risk Assessment)
Melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.
2.      Menanggapi Risiko (Risk Response)\
Merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yng menanggapi risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan asersi
3.      Pelaporan (Reporting)
Tahap melaporkan meliputi :
1.      Merumuskan pendapat berdasarkan bukti audit yang diperoleh
2.      Membuat dan menerbitkan laporan yang tepat, sesuai kesimpulan yang ditarik.
Oke, sekian dulu dari saya, Semoga bermanfaat
Jika ada kritik atau saran, silahkan tuliskan di kolom komentar ya guys..